I.
Judul Percobaan
Analisis
Kation Co2+ dan Anion Cl-
II.
Tujuan
Percobaan
1. Menentukan
Kation Co2+ yang terdapat
dalam analit
2. Menentukan
Anion Cl- yang terdapat dalam analit
III.
Dasar
Teori
Menentukan adanya kation dan anion
dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal (satu kation dan satu
anion) atau zat majemuk atau campuran (lebih dari satu kation dan anion),
memerlukan sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat langsung
dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat dan cair, perlu
dicari pelarut yang sesuai. Analisis kation dan anion secara kualitatif dikaji
secara terpisah. Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibandingkan dengan
analisis kation, tetapi analisis kualitatif anion memerlukan ketelitian dalam
melakukan observasi dari gejala – gejala yang timbul.
Ion Kobalt (II) Co2+
Ion
Kobalt Co2+ tergolong masuk dalam kation golongan IIIb.
Kation
– kation golongan IIIB ( golongan seng ) diendapkan sebagai garam sulfidanya
dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa
( dengan larutan buffer NH4Cl + NH4OH ). Salah satunya
kation Kobalt(II).
Kobalt
adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Ia
melebur pada 1490o C. Logam ini mudah melarut dalam asam-asam
mineral encer.
Co+
2H+àCo2++H2(g)
Co
dalam pelarutan asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida:
3Co
+ 2HNO3+6H+à 3Co2++
2NO(g) + 4H2O
Dalam
larutan air dari senyawa –senyawa kobalt(II), terdapat ion Co2+ yang
berwarna merah. Senyawa-senyawa kobalt(II) yang tak terhidrat atau tak
terdisosiasi, berwarna biru. Jika disosiasi dari senyawa-senyawa kobalt (II)
ditekan, warna larutan berangsur-angsur berubah menjadi biru.
Dalam
larutan amonia, jika tidak terdapat garam-garam amonium, sedikit amonia akan
mengendapkan garambasa seperti pada reaksi dalam reaksi berikut :
Co2+
+NH3 +H2O + NO3- à
Co(OH)NO3(s) + NH4+
Kelebihan
reagensia melarutkan endapan, dimana ion-ion heksaaminakobaltat (II) terbentuk
: